Kebesaran negeri ini tidak bisa lagi menahan saya untuk bangga menjadi salah satu anak negeri. Luasnya lautan, suburnya tanah, dan beragamnya budaya adalah salah satu anugrah yang diberikan oleh sang kuasa untuk bangsa ini. Namun dimanakah sejatinya kebanggan masayrakatnya sekarang ini?
Sebelumnya saya tidak tahu lagi bagaimana cara menyampaikan pesan kepada para penguasa negeri ini kecuali melalui sebuah tulisan yang mungkin juga akan segera berlalu dan tak terbaca. Turun ke jalan pun merupakan hal yang tidak efektif lagi (menurut sebagian mahasiswa). Mereka berpendapat bahwa seorang intelektual seharusnya bisa menggiring opini melalui tulisan mereka. Namun tulisan mana? Tulisan seperti apa? Sungguh saya tidak memahaminya.
Bapak-bapak para penguasa, tidakkah engkau sadari bahwa engkau telah diberi kepercayaan kepada masayarakat untuk memimpin di negeri ini? Tidakkah engkau sadari berapa juta orang yang menaruh harapan di pundak anda? Apakah anda tidak mau tahu ? Apa tidak ingin tahu ?
Bapak... ! Saya bukannya seorang yang munafik, namun saya saat ini heran sekali dikarenakan maraknya kasus pemerkosaan dan kejahatan asusila di negeri ini. Bahkan kemarin ketika saya ke salah satu kantor polisi di Surabaya, disana juga sedang menangani kasus percobaan pemerkosaan. Dan berita-berita di televisi ataupun media online setiap hari selalu menyuguhkan kasus yang sama. Saya bingung, mungkin kalau saya boleh tanya kepada bapak-bapak penguasa negeri ini, semua ini salah siapa?
Kasus asusila seperti itu sudah terjadi di semua kalangan masyarakat kita, mulai dari supir angkot, siswa SMA kita, Mahasiswa, Artis , bahkan pejabat-pejabat negara ini tak luput menjadi tersangka kasus kasus seperti ini. Dimanakah martabat bangsa yang agung ini? Pada siapakah saya harus belajar nilai-nilai ke-Indonesiaan jika semua sudah seperti ini.
Saya ini orang biasa bapak, saya tidaklah tahu apa-apa. Namun ada banyak pertanyaan yang selalu mengganjal hati saya. Ini semua salah siapa? Masayarakat Indonesia kah? Pemerintah Indonesia kah? Budaya Indonesia kah? Atau mungkin yang lebih ekstrim lagi ini adalah kutukan Tuhan kepada negeri ini?
Lebih Baik Mana Mencegah Dengan Mengatasi?
Permasalah negeri ini sudah terlalu kompleks dan memang tidak bisa kita atasi semudah membalik telapak tangan. Namun apakah tidak ada kemungkinan untuk mencegahnya bapak? Minimal kita melindungi generasi masa depan bangsa ini yang saat ini masuh dalam pendidikan dini dari hal-hal yang negatif.
Mungkin jika para penguasa negeri ini mau untuk iklah untuk memperbaiki negeri ini, mungkin semua keterpurukan negeri ini untuk kedepannya bisa teratasi. Namun jika ingin menjadi penguasa hanya karena ingin memuaskan nafsu duniawi (Harta, Tahta, Wanita) saya rasa juga negeri ini bakalan akan lebih parah dari saat ini.
Bukankan memang lebih baik mencegah dari dini dari pada mengatasi? Tapi saya yakin para penguasa negeri ini punya cara sendiri untuk menanggulangi semuanya ini dan saya tidak mengetahuinya.
Lebih Penting Mana Kepentingan Negara Dengan Kepentingan Golongan (baca = Partai)
Untuk memperbaiki negeri ini tidak harus saling menjatuhkan pihak lain dan golongan lain kan bapak penguasa yang sangat saya hormati. Mungkin setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk memperbaiki negeri ini (Atau mungkin setiap orang punya cara sendiri-sendiri untuk menggerogoti kekayaan negeri ini?). Bapak kan ahli tata negara? Seharusnya bisa bijak dan tidak mencampur adukkan kepentingan golongan dengan kepentingan negeri ini, atau malah dicampur juga dengan kepentingan pribadi (Nanti malah jadi nasi campur kalau di campur-campur)
Sebagai petinggi negara yang banyak disoroti oleh masyarakat dan media seharusnya para petinggi negara bisa memberikan contoh yang baik untuk masyarakatnya. Apa bapak para penguasa negeri ini tidak malu ketika tersangkut kasus penggelapan uang negara? Apalagi jika yang mau menerima gratifikasi S**. Saya malah kasihan sama keluarga yang ada dirumah kalau seperti itu, pasti akan menanggung malu. Apalagi yang masih punya anak di bangku sekolah, bisa-bisa anaknya nggak mau untuk berangkat sekolah karena malu atas kelakuan para orang tuanya.
Entah apa lagi yang bisa saya katakan, semoga saja bisa tersampaikan tulisan saya ini yang mungkin jika saya kirimkan melalui media cetak tidak akan diterima. Dan saya ucapkan terima kasih kepada yang bersedia membaca tulisan ini, saya harap mau meninggalkan komentar supaya saya tahu kalau ada yang membaca tulisan ini. Sampai saat ini saya bangga menjadi bangsa Indonesia.
ya gan ane setuju banget,
ReplyDeletedi negeri kita sangat marak sekali dengan kasus" mulai dari pemerkosaan, narkoba, pembunuhan, pencurian dkk, apalagi korupsi ..
apa emang pebajat di negeri kita ini sudah tidak memerhatikan warganya masyarakatnya lagi ?? Apa karena sudah mempunyai pangkat dan harta melimpah kemudian tidak mengurus negeri yang indah akan budayanya??? Apa mereka tidak malu dengan pemberitaan di mancanegara yang seakan-akan indonesia di cap sebagai negara yang mempunyai banyak kasus mulai dari korupsi, pemerkosaan, narkoba dkk ???
ane sebagai anak negeri sangat malu dengan hal itu, ane berharap semua itu bisa di selesaikan sebelum indonesia ini di klaim jelek di mata mancanegara ..
Mungkin Lebih baik Indonesia di jajah lagi baru bisa memaknai rasanya perjuangan dan tahu arti penting persatuan. Dengan persatuan baru bisa menjalankan tujuan bersama bangsa sebagai sebuah negara yang bermartabat....
DeleteSalam Kenal Mas Huda...
Memang makin gak nentu nasib bangsa ini!
ReplyDeleteMakasih sharingnya, gan!
Mungkin bisa bersatu jika kita dijajah lagi
Delete